Sekjen Red Gank, Sadakati Sukma menilai, keputusan Polres Parepare soal laga PSM Makassar melawan PSS Sleman digelar tanpa penonton karena tempat parkir Stadion Gelora BJ Habibie (GBH) Kota Parepare tidak memadai tidak masuk akal.
Sadakati menjelaskan, alasan tersebut justru meruntuhkan prestasi Polres Parepare yang sukses mengawal keamanan pada putaran pertama Liga 1 Indonesia di GBH. Sehinga baginya, keputusan tersebut menimbulkan tanda tanya besar bagi seluruh kelompok suporter PSM Makassar.
“Ini tidak masuk akal. Putaran pertama saja Polres bersama tim gabungan TNI dan pemkot Parepare sukses mengawal rasa aman dan nyaman. Apalagi ini dengan kapasitas penonton 50%, otomatis jumlah kendaraan juga pasti turun,” tegas Sadakati Sukma kepada media.
Dirinya menambahkan, keputusan mendadak tanpa penonton menimbulkan banyak spekulasi. Apalagi sebelumnya pihak Panpel PSM dan keamanan menyepakati penonton yang bisa hadir di Stadion Gelora BJ Habibe hanya 50 persen. Meskipun hasil tim Risk Assessment Pengamanan Stadion Mabes Polri memberikan 75 persen.
“Jadi kita sebenarnya agak bingung dengan keputusan oleh pihak keamanan setempat (Polres Parepare) atas dasar apa. Padahal sebelumnya, hasil verifikasi Kementerian PUPR dan Tim Mabes Polri positif dan bisa bermain dengan penonton,” pungkasnya.
Diketahui, Kapolres Parepare AKBP Andiko Wicaksono mengumumkan laga PSM Makassar kontra PSS Sleman digelar tanpa penonton.
Alasannya, Stadion GBH belum mempunyai tempat parkir yang representatif.
“Selama ini, tempat parkir menggunakan lahan-lahan warga untuk parkiran,” ujarnya.
“Artinya jalur official, pemain, dan suporter tidak boleh sama jika melihat peraturan yang ada. Karena disitulah kerawanan yang paling besar timbul,” lanjutnya.
Sebelumnya Ketua Panpel PSM, Ali Gauli Arif mengatakan, hasil tim Risk Assessment Pengamanan Stadion Mabes Polri akan membatasi penonton saat putaran kedua Liga 1 untuk PSM yang bermarkas di GBH Kota Parepare.
Dirinya mengungkapkan, maksimal penonton yang bisa hadir di Stadion Gelora BJ Habibe hanya 75 persen.
“Mengacu pada peraturan itu patron yang ada 75 persen. Mungkin awal laga kita 50 persen dulu,” ujar Ali Gauli Arif. (rls)
Discussion about this post