Riski Amalia
(mahasiswi Universitas Negeri Malang)
Jokowi menargetkan untuk memproduksi kendaraan listrik terutama motor listrik dengan target 2 juta unit pada tahun 2025. Pemerintah optimis jumlah tersebut dapat tercapai dalam waktu dekat.
Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) menanggapi bahwa dalam mewujudkan hal itu tergantung pada ketertarikan konsumen atau masyarakat serta kesiapan alat produksi. Selain itu penerimaan masyarakat juga amat bergantung pada kecepatan perubahan teknologi.
Upaya pemerintah untuk mencapai target 2 juta unit motor listrik tersebut diantaranya yaitu peningkatan kualitas baterai, beberapa regulasi dan kebijakan pun sudah dikeluarkan oleh Kemenhub.
Masyarakat juga dihebohkan dengan berita adanya rencana pemberian subsidi Rp 6,5 juta per pembelian. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa subsidi ini akan dimulai pada tahun 2023.
Diharapkan dengan maraknya penggunaan motor listrik ini dapat menangani kerusakan lingkungan. Lingkungan hidup merupakan isu global yang banyak dibicarakan saat ini .
Pada event G-20 lalu, dimanfaatkan oleh produsen motor listrik sebagai ajang mengenalkan elektrifikasi bagi Indonesia. Selain itu penggunaan kendaraan listrik ini di anggap sebagai upaya dalam pengurangan emisi karbon.
Namun di Indonesia sendiri belum memproduksi kendaraan listrik karena beberapa alasan seperti belum adanya kesiapan alat produksi, insfrastruktur yang masih minim serta di Indonesia pasar otomotif belum familiar.
Masyarakat juga masih belum banyak yang tertarik menggunakan kendaraan listrik dengan berbagai alasan seperti harganya yang mahal dan juga belum terbiasa dengan teknologi serta cara pemakaiannya.
Selain Indonesia ternyata Thailand sudah terlebih dahulu melaksanakan kebijakan subsidi. Thailand menyiapkan anggaran Rp 1,33 triliun pada tahun 2022, selain itu juga dalam bentuk investasi jangka panjang Rp 17,79 triliun untuk periode 2025- 2025. Subsidi yang diberikan tergantung pada kapasitas baterai untuk motor listrik mendapat subsidi Rp 8 juta, mobil listrik 10 – 30 kWh mendapat subsidi Rp 31 juta, dan mobil listrik diatas 30 kWh mendapat subsidi Rp 66 juta.
Untuk kedepannya Indonesia memiliki target kendaraan listrik, pada tahun 2025 memiliki 2 juta pengguna motor listrik, tahun 2030 memiliki 13 juta pengguna motor dan 2 juta mobil listrik, tahun 2040 tidak ada motor berbahan bakar fosil yang dijual, dan pada tahun 2050 tidak ada mobil berbahan bakar fosil yang dijual.
Namun untuk rencana yang ambisius ini masih banyak yang perlu dibenahi bukan sekedar subsidi harga namun juga kesiapan insfrastruktur penunjangnya. Karena masyarakat belum berminat unutk beralih karena belum begitu faham tentang pemakaiannya, jika dilihat untuk kesiapan charger station di Indonesia masih belum banyak sehingga masyarakat belum mengenal secara luas.
Selain itu jika semakin banyak kendaraan yang dijual maka kemacetan juga akan lebih parah untuk itu harus lebih diperhatikan penggunaan kendaraan umum berbasis listrik. (*)
Discussion about this post