Oleh Fajar As’ad Jawi, Mahasiswa Al-Azhar Kairo Mesir asal Sulawesi Barat
Jalanan kawasan Mesjid Husein Kairo sesak dipenuhi oleh Penziarah. Pedagang-pedagang memenuhi trotoar. Sejumlah kemah dari berbagai tarekat pun didirikan.
Delegasi-delegasi dari semua tarekat resmi menggelar konvoi sambil mendendangkan pujian untuk Sayyiduna Nabi Shallallhu ‘alaihi Wasallam dan Ahlul Bait. Bermula habis Ashar dari Masjid Sayyiduna Shaleh Al-Ja’fari dan berakhir di Masjid Sayyiduna Husain. Perayaan resmi diadakan dengan sambutan para tokoh tasawuf dan Ahlul Bait.
Peringatan Maulid Sayyidina Imam Husein,
jalanan kawasan Mesjid Husein Kairo sesak dipenuhi oleh penziarah.
Istilah Maulid menurut masyarakat Mesir memiliki definisi yang sedikit berbeda dengan masyarakat Nusantara. Jika kita di Indonesia lebih kerap memperingati Maulid khusus untuk Baginda Nabi, berbeda halnya dengan masyarakat Mesir yang memaknainya lebih umum.
Maka Peringatan Maulid di Mesir tidak hanya memperingati kelahiran Baginda Nabi saja. Tapi juga memperingati Maulid Syaikh Abu Hasan Asy -syadzili, dan aulia yang lain. Meskipun tentu saja Maulid Nabi Muhammad adalah yang terbesar. Masyarakat disini juga tidak memperingati haul sebagaimana tradisi yang biasa kita lakukan di Indonesia.
Kecintaan masyarakat Mesir terhadap nabi Muhammad memang cukup beralasan. Masyarakat Mesir secara umum meyakini bahwa mereka memiliki hubungan nasab dengan Siti Hajar, istri Khalillah Sayyidina Ibrahim AS, yang menjadikan mereka merasa memiliki hubungan kerabat dengan Sayyidina Muhammad SAW.
Rasa cinta ini juga disebabkan fakta sejarah, karena dimasa lampau, Mesir merupakan negeri pilihan Ahlul Bait sebagai tempat yang relatif aman dari gangguan Dinasti Umayyah yang pada saat itu tidak terlalu baik hubungan dengan keturunan Baginda Nabi.
Sayyidina Zainab, Putri Sayyidah Fatimah adalah Ahlul Bait pertama yg menetap di Mesir. Sepupu Baginda Nabi adalah orang yang mengarahkan agar Sayyidah Zainab mengamankan diri di Mesir. Pergilah menuju negeri Mesir, disana engkau akan menemukan orang-orang yang akan melindungimu dan keturunanmu.
Hal lain yang menjadi alasan mengapa masyarakat Mesir sangat mencintai Nabi dan Ahlul Bait adalah kuatnya ajaran Sunni di Mesir itu sendiri. Ulama-ulama besar seperti Imam Jalaluddin As -Suyuti, Imam Ibrahim Ad-Dasuqi dan Ibrahim Al-Baijuri yang mengajarkan ajaran Ahlussunah Waljamaah hingga pengaruhnya terasa hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menjadikannya termasuk negara yang mengadakan peringatan Maulid Nabi besar-besaran. Karena kebanyakan dari ulama Nusantara pun mengkaji karya-karya Ulama Sunni tersebut.
Para ahli sejarah juga dalam kitab-kitab sejarah sepakat bahwasanya jasad Sayyidina Husein dimakamkan di Karbala, adapun kepala beliau yang mulia berkeliling sampai menetap di Asqolan Palestina. Kemudian dipindahkan Ke Mesir Terjadi pada hari Selasa terakhir Bulan Robiul Awal akhir. Hari itu kemudian menjadi hari perayaan besar masyarakat Mesir setiap tahun.
Sebagai ungkapan yang telah masyhur kita dengar ketika Maulid Menjelang, Maulid tidak butuh dalil dari hadist sahih, Maulid hanya membutuhkan hati yang bersih.
Kita perlu membersihkan hati kita untuk selalu membaca kembali kisah-kisah dan perjuangan Rasulullah SAW. Terlepas dari banyaknya qaumi yg berbicara tentang hukum merayakan mauli, tetap saja , kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW yang mencintainya, tentu saja bergembira dengan kehadiran beliau di dunia ini.
Dan sudah selayaknya kita bersyukur, karena dengan adanya Nabi Muhammad SAW, kita bisa mendapat anugerah nikmatnya iman dan Islam. (*)
Discussion about this post