Legislator DPRD Propinsi Sulawesi Selatan, Dr Saharuddin, gelar sosialisasi Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 5 tahun 2021 tentang Sekolah Ramah Guru dan Siswa atau Perda SRGS di Gedung Pertemuan Desa Rossoan, Kecamatan Enrekang, Sabtu (24/9/2022).
Hadir dalam acara sosialisasi tersebut, akademisi dan pakar pendidikan sekaligus Dosen Universitas Muhammadiyah Enrekang, Dr Ilham Kadir, Kepala Desa Rossoan, para aparat desa, tokoh masyarakat, pendidikan, dan segenap warga Rossoan.
Dalam sambutannya, Dr Saharuddin menyampaikan kepada para hadirin bahwa pendidikan yang bermutu harus didukung oleh ekosistem yang baik.
“Semua harus terlibat, orang tua, peserta didik, guru, masyarakat dan pemerintah untuk ikut menyukseskan pendidikan,” ujar politisi PPP itu.
Ia melanjutkan bahwa, para wakil rakyat yang duduk di DPR berkewajiban melahirkan peraturan yang akan menjadi landasan kesuksesan program dan proses pendidikan.
“Salah satunya adalah lahirnya Perda dari DPRD Propinsi Sulsel tentang sekolah ramah guru dan siswa, dengan hadirnya perda ini sehingga guru dan murid nyaman melaksanakan proses pembelajaran,” tegasnya.
Sementara itu, Dr Ilham Kadir yang diundang sebagai narasumber perwakilan akademisi menyampaikan bahwa pendidikan akan sukses kalau tiga komponen sepaham dan menyatu yaitu orang tua siswa, guru, dan masyarakat.
“Jika ketiga komponen tesebut menyatu maka pendidikan akan berhasil, sebaliknya, jika ketiga komponen tersebut tidak maksimal, maka pendidikan akan tidak maksimal pula,” ujar penulis buku “Pendidikan Sebagai Ta’dib menurut Naquib Al-Attas” itu.
Ilham Kadir melanjutkan bahwa keberhasilan para orang tua dan guru dalam mendidik zaman dahulu karena menyatunya kesepahaman antara guru dan orang tua.
“Sekarang sering itu orang tua melapor ke polisi karena tidak terima anaknya kena hukuman, ini fakta, bahkan Perda ini hadir tidak lepas dari masalah-masalah seperti itu,” jelas alumni Pascasarjana UMI Makassar itu.
Pimpinan Baznas Enrekang itu berharap agar masyarakat ikut andil dalam mendidik generasi pelanjut.
“Jika ada anak yang bolos sekolah, masyarakat ikut menegur dan mengarahkan sang anak, agar kembali ke sekolah untuk belajar. Dengan begitu insya Allah ekosistem pendidikan berjalan dengan lancar, sebab semua mengambil bagian sesuai porsinya,” tutupnya. (*)
Discussion about this post