Pondok Pesantren Zubdatul Asrar Nadhlatul Ulama Kota Parepare menerima bantuan berupa greenhouse dan kolam ikan yang diberikan PT PLN UPT Makassar. Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian PLN kepada pesantren untuk membantu roda ekonomi pesantren, sekaligus mewujudkan ketahanan pangan bagi santri dan pengasuh ponpes NU ini.
Dalam pengerjaan rumah kebun, pihak pesantren menggandeng Komunitas Hidroponik Lasinrang sebagai tenaga ahli yang mengurus pembangunan greenhouse. Tak hanya sampai di situ, Komunitas ini juga bakal memberikan edukasi tentang cara pengelolaan kebun hidroponik. Bahkan, mereka mendampingi pesantren hingga masa panen tiba.
Budidaya hidroponik dipilih sebab dianggap lebih mudah dalam proses perawatan dan biaya produksinya tak terlalu besar. Kebun hidroponik yang menggunakan rumah kebun lebih kecil resikonya terkena hama jika dibandingkan dengan sayuran yang ditanam di tanah. Hidroponik juga dianggap lebih alami sebab tak menggunakan pestisida dan pupuk kimia. Selain itu, kebun hidroponik tak memerlukan lahan yang luas.
Proses pengerjaan rumah kebun telah dimulai sejak Jumat (19/8) malam. Pemilihan bahan baku rumah kebun disesuaikan dengan kondisi alam pesantren yang berada di daerah ketinggian, di mana tiupan angin lebih besar, sehingga rumah kebun beresiko mudah rusak jika tak diantisipasi lebih awal.
Kebun hidroponik pesantren memiliki luas tiga meter persegi, mampu menampung sekitar 200 batang sayur, berupa selada dan pakcoy. Tanaman selada dan pakcoy memiliki masa panen yang relatif cepat. Biasanya jangka waktu panen setelah tanaman mencapai usia dua minggu. Tanaman dipetik bila daun telah membesar dan berusia tak terlalu tua.
Selain rumah kebun hidroponik, pesantren juga membangun dua buah kolam untuk budidaya ikan nila. Bibit ikan yang dibudidayakan sebanyak 800 ekor, masing-masing kolam akan diisi 400 ekor bibit ikan. Masa budidaya ikan nila selama 3,5 bulan setelah bibit ikan ditebar. Ikan yang telah dipanen nantinya akan dikonsumsi santri dan pengasuh ponpes, dan sebagian lainnya akan dijual.
Rencananya hasil panen dari kebun dan kolam digunakan untuk operasional pesantren. Khusus untuk hidroponik sendiri, nantinya Komunitas Hidroponik Lasinrang yang akan membantu penjualan selada dan pakcoy. Kegiatan ini termasuk dalam Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP). Sekaligus membantu pondok memenuhi kebutuhan bahan makanan sehari-hari. Sebagaimana diketahui, Ponpes NU ini memiliki 100 orang santri yang menetap di asrama pondok.
Pimpinan Ponpes Zubdatul Ansar, Dr. Hannani, S.Ag, MA menyambut baik bantuan yang diberikan pihak PLN UPT Makassar. Menurutnya, upaya PLN ini akan sangat membantu ekonomi pesantren, khususnya mengurangi belanja bahan dapur untuk makan santri sehari-hari. Terlebih, hidroponik dan kolam dapat digunakan unuk jangka panjang dan berkelanjutan selama proses tanam masih berlangsung.
“Nanti kita lihat bagaimana hasilnya, kalau berhasil bisa kita kembangkan, bisa kita perluas tempatnya dalam rangka untuk meningkatkan produksinya. Untuk sementara itu dulu yang akan diprogramkan di Ponpes ini. Tujuannya itu supaya ada kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan dari Ponpes,” ujar Kiai Hannani yang juga merupakan Rektor IAIN Parepare.
Ponpes Zubdatul Asrar NU merupakan salah satu pondok yang dibangun oleh Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Parepare. Didirikan sejak 2018 lalu, Ponpes yang mengambil konsep Salafiyah ini berfokus pada pengkajian dasar-dasar keilmuan agama, khususnya kitab-kitab para ulama terdahulu serta tradisi NU.
“Jadi anak-anak kita diajarkan bagaimana caranya membaca kitab-kitab kuning, kemudian mengembangkan dakwah agamanya. Diajarkan tradisi berdakwah ahlusunnah wal jamaah seperti mabarazanji, shalawatan, dan semua tradisi keagamaan yang diajarkan Nahdatul Ulama diajarkan di pondok ini,” tutur Kiai Hannani. (rls)
Discussion about this post