MAJENE – Pariwisata di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) terus menggeliat.
Beberapa tahun belakangan bermunculan berbagai destinasi wisata baru di daerah ini. Mulai pariwisata bahari hingga wisata alam dan permandian.
Seperti Pantai Dato, Pantai Munu, Permandian Raja Bunga, Pesona Bukit Pelangi Lambe-lambe dan Bukit Soe.
Spot yang beragam ini hadir memanjakan pecinta wisata lokal maupun luar daerah.
Destinasi wisata baru akan kembali hadir di Bumi Assamalewuang. Destinasi wisata itu bernama Gunung Pattumea atau Buttu Pattumea.
Buttu Pattumea merupakan wisata yang menawarkan keindahan alam pegunungan dan sejarah.
Wisata ini terletak di Dusun Timbogading, Desa Betteng, Kecamatan Pamboang. Jaraknya berkisar 22 kilometer dari pusat Ibukota Kabupaten Majene.
Akses menuju lokasi wisata ini dapat ditempuh melalui jalan trans Sulawesi menuju Pasar Pamboang di Desa Tinambung, Kecamatan Pamboang.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke arah pegunungan menuju Dusun Kaida, Desa Tinambung. Tiba di Dusun Kaida lalu berbelok ke arah kiri menuju Desa Betteng.
Untuk menuju Desa Betteng, jarak yang ditempuh hanya 6,5 kilometer dari Jalur Trans Sulawesi.
Perjalanan kembali dilanjutkan menuju Buttu Pattumea. Letaknya hanya berjarak satu kilometer lebih dari pusat perkampungan Desa Betteng.
Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhkan panorama alam pegunungan yang masih sangat alami.
Buttu Pattumea dikelilingi gunung-gunung menjulang tinggi. Keindahan pegunungan yang membentang luas ini akan membuat siapapun takjub dan berdecak kagum.

Di arah barat, wisatawan dapat menyaksikan biru laut yang seakan menyatu dengan birunya langit. Lautan itu seperti mengintip dari sela puncak gunung.
Sementara di sisi selatan, tampak jelas sebagian pemukiman Ibukota Kabupaten Majene. Kerlap-kerlip lampu perkotaan itu makin menambah keindahan pada malam hari.
Untuk memanjakan pengunjung, Pemerintah Desa Betteng tengah membangun sejumlah fasilitas di tempat ini.
Seperti kolam renang, gazebo, aula dan cafe. Adapula spot untuk berswafoto.
Aula, cafe dan spot swafoto berada di atas bukit. Sementara gazebo dan kolam renang berada di kaki bukit.

Tak hanya itu, adapula menumen sejarah berupa Benteng Ammana I Wewang. Monumen ini merupakan bangunan batu semen yang berbentuk lingkaran menjulang setinggi 4,2 meter.
Diameter bangunan ini mencapai empat meter. Dalam bangunan tersebut terdapat ruangan kecil yang terhubung ke puncak menara benteng.

Untuk menghubungkan sejumlah fasilitas ini disiapkan tangga semen dari atas menuju kaki bukit.
Kepala Desa Betteng, Sultan menjelaskan, destinasi wisata ini mulai digarap sejak awal 2019. Pembangunan fasilitas wisata menggunakan anggaran dana desa.
“Awalnya pemerintah desa bersama masyarakat melihat ini Buttu Pattumea memiliki pemandangan yang sangat indah. Jadi kami berkeinginan agar potensi kawasan ini dapat menjadi daya tarik wisatawan,” ujar Sultan, Selasa (12/11/2019).
Kata Sultan, pengembangan kawasan Buttu Pattumea seluas 20 hektar. Selain untuk wisata alam, nantinya akan dikembangkan pula agrowisata.
Untuk agrowisata, lahan di lereng pegunungan akan ditanami tumbuhan endemik lokal. Seperti pisang jenis loka pere dan nanas khas lokal. Akan ditanami pula tanaman lain seperti jagung.
Agrowisata ini diharapkan menjadi daya tarik tersendiri di wisata Buttu Pattumea. Dapat pula dijadikan wisata buah dan lokasi study tour pelajar dan mahasiswa.
“Nantinya juga akan disiapkan fasilitas outbound seperti flying fox,” katanya.

Untuk pengembangan selanjutnya, Sultan berharap sentuhan Pemkab Majene dan Pemprov Sulbar. Guna membantu meningkatkan fasilitas untuk kenyamanan pengunjung.
Sultan menambahkan, pengembangan wisata Buttu Pattumea bertujuan untuk menggerakkan perekonomian desa.
Pariwisata dinilai menjadi sektor paling efektif untuk menggenjot perekonomian.
Selain menambah pendapatan asli desa, wisata juga akan menggerakkan sektor perdagangan. Ini dapat memberikan nilai tambah untuk masyarakat setempat. (*)
Discussion about this post